Langsung ke konten utama

Materi level #7

*Resume materi IIP Bunsay Sesi#7*

Senin,14 Agustus 2017
Pukul: 20.00-21.00 WIB
Fasil : Mba Dyah, Mba Nia
Peresume: Yuni

_Institut Ibu Profesional_
_Kelas Bunda Sayang sesi #7_

*SEMUA ANAK ADALAH BINTANG*

Anak-anak yang terlahir ke dunia merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering “membanding-bandingkan” pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain.

*BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN*

Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,

✅ “ *Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?*"

bukan dengan kalimat

 ❌ “Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?”

❌ ”Mengapa kamu tidak seperti adikmu?”

Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan “ _mental jawara_” anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.

*MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH*

_Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang dan berharap terbangnya sepintar burung_

Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.

_Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang_

Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

*ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN*

Kita sebagai orangtua harus sering melakukan “ *_discovering ability_*” agar anak menemukan dirinya, dengan cara mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas.

Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar(enjoy) tak pernah berhenti untuk mengejar kesempurnaan ilmu seberapapun beratnya (easy)dan menjadi hebat di bidangnya (Excellent).

Setelah ketiga hal tersebut di atas tercapai pasti akan muncul produktivitas dan apreasiasi karya di bidangnya (earn).

*ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL*

Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntut ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.

*ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA*

Salam Ibu Profesional,


/Tim Fasilitator Bunda Sayang/


📚Sumber bacaan

_Septi Peni Wulandani, Semua Anak adalah Bintang, artikel IIP, 2016_

_Abah Rama, Talents Mapping, Jakarta, 2016_

_Dodik Mariyanto, Belajar Cara Belajar, paparan seminar, 2016_



Tanya Jawab:

1⃣ Ratna🙋
Mba saya mau tanya
*Bagaimana cara kita sebagai orangtua untuk memantaskan diri agar bisa LAYAK dihadapan Allah SWT,  menjadikan anak kita bintang yang bersinar terang*

👸Dyah Amalia:

➡Mbak Ratna

Menjadi layak dan pantas ini sebuah proses
Dimulai dari tekad kita untuk berubah, membuka diri dan terus belajar
Proses kita memantaskan diri dan menjadi layak ini, terus diobrolkan dengan anak-anak sehingga mereka pun paham apa yang sedang kita perjuangkan
Kita terus berusaha menjadi contoh yang baik untuk mereka

Mudah mudahan proses kita menjadi pantas dan layak ini diberikan kemudahan ya mbaak✅

2⃣ Yuni🙋
Apa yang dimaksud *discovering ability*

👸Dyah Amalia :
 ➡ proses menemukan diri, kekuatannya, potensinya ➡ caranya dengan mengajak anak untuk banyak beraktivitas, mengkayakan wawasan dan gagasan ✅


 3⃣Siti sadiah🙋

Mba, kadang saya lupa masih membandingkan anak dgn adik atau temannya agar dia lbih baik.
"Misalnya, suka teriak nanti saya bilang, jangan teriak2 berisik! tuh kayak ade kalem".
Atau pas lagi muroja'ah hafalan banyak lupa kadang sy bandingkan dgn tmannya maksudnya supaya dia termotivasi untuk menghafal Al-Qur'an.
Biasanya si anak diam, sy juga kl jd dia mungkin sama ga mau di banding2kan.
Stelahnya saya minta maaf, tapi kadang terulang lagi suka keceplosan.
Bagaimana tips2nya untuk membuat anak mngerti maksud kita agar dia lbih baik tanpa harus membandingkan?

👸Nia :
➡Mba Siti, tentu tidak nyaman y jika kita dibandingkan dengan orang lain. Hal yang sama juga terjadi pada anak-anak kita. Mereka tentu tidak suka dan pasti terlihat dari bahasa tubuhnya.

Di sini saya pun sama-sama belajar karena selama ini sering dengan maupun tanpa sadar membandingkan anak sulung saya dengan adiknya.

Maka, jika menemui kondisi di atas, coba mba gunakan kalimat yang beda.

"Kakak senang ya teriak-teriak..?

"iya, umi. Asyik."

"Tapi lebih menyenangkan kalau bicara dengan suara yang lembut. Orang akan lebih mengerti apa yang kakak katakan."

atau

"Jika mau teriak-teriak, yuk di luar saja ya. Kalau di dalam rumah, akan mengganggu dan terdengar semakin nyaring."

"Kakak, yuk kita murojaah Al Quran lagi."

"Eh, lupa ya.."

"Gpp, belajar sama umi. Umi juga sering lupa, wajar itu. Doa sama Allah yuk biar diberi kemudahan dalam menghapal Al Quran."✅

 4⃣Esi Andriyani 🙋

Bgm menemukan "binar2" anak usia 8th...yg agak pemalu. Dia rajin ngaji, rajin skolah, senang bermain, suka mewarnai.
Saat dtawarkan blajar drmh quran, ga mau. Sy tawarkan les mewarnai, ga mau.
Mohon arahannya..bgm menemukan potensi unggul anak yg agak pemalu, aplg jika hrus brinteraksi dg org baru.


👸 Dyah Amalia:

➡ Mbak Esi
Deg deg seerr rasanya yaaa

Saya pun pernah mengalami masa masa ketika anak sulung belum mau beraktivitas dengan banyak orang/umum

Saat itu yang saya lakukan, banyak ngobrol dengannya
Gali pemahamannya
Pancing dengan pertanyaan pertanyaan
Tetap menemaninya dan memastikan dia nyaman bersama kita
Sesekali gabung dengan kegiatan di luar, namun belum rutin yaa


Ini saya tambahkan cuplikan diskusi dengan Ibu Septi yaa👇🏼

Ketika usia 0-9 th biarkan memilih apa saja dg durasi pendek2, bahkan ada yg tidak selesai, nggak papa. Makanya di usia ini jangan investasi mahal2 ya.

Usia 9-14 mulai anak berproses memilih 1-5 passion dan selesaikan sesuai tahapannya.

14 ke atas mulai fokus dengan 1-3 passionnya dan mulai berkarya tanpa batas ✅

 5⃣ 🙋 Ratna

Contoh untuk kegiatan meratakan lembah dan meninggikan gunung itu seperti apa ya

👸 Nia :
➡Mba Ratna, semakin sering kita berkegiatan bersama anak, mengkayakan aktivitasnya tentu akan sedikit demi sedikit terlihat kecenderungan dan kesukaannya akan sesuatu. Nah, misalkan ananda di rumah sangat suka pelajaran seni. Gambarnya bagus, kemampuan musikalnya pun oke, tapi nilai ananda kurang baik di pelajaran eksak.

Seringnya yang terjadi, ketika ananda nya jelek di pelajaran eksak, biasanya langsung buru-buru ambil les mata pelajaran. Anak dijejelin hal yang sebenarnya dia ga suka hanya demi nilai.

Alih-alih kita memaksakan nilai bagus di pelajaran, alangkah bijaksana jika kita mencoba menggali lebih dalam kemampuannya di bidang seni.✅

 6⃣ Suhaeti🙋
Mba, kalo anak yg sdh mulai ABG, untuk potongan rambut ga mau sesuai dengan yg kita maksud padahal maksud ibunya rapuh dan smart. Tp menurut anak maunya yg model gitu, emang sih bagus cuma kita aja yg lihatnya tdk sesuai. Padahal sudah dirayu supaya ngikuti kemauan kita. Nah dalam hal ini seorangvibu hrs gmn ya?

#punya anak cowo semata wayang yg lagi memantaskan dirinya

👸Nia:
➡Eyang sayang.. Ini mah pendapat pribadi saya ya. Atuh da harap dimaklumi karena belum punya anak usia ABG. Jika saya menemui hal semacam ini, ada kesukaan anak yang berbeda dengan ortu, maka pertama yang saya lakukan adalah menerima. Karena jika bukan kita sebagai orangtua yang menerima lebih dulu, anak akan cari ke mana. Kedua, beri apresiasi. Pasang wajah dengan senyuman paling manis dan katakan "Kereeeeenn 👍🏻"

Tentu ini berlaku untuk hal yang tidak berhubungan dengan prinsip ya Eyang.

Sebagai contoh, suatu hari saya mau ajak anak sulung saya jalan-jalan. Eh, pas saya udah siap pake sepatu, anak saya malah pake sandal yang warna nya beda. Kaki kanan warna merah, kaki kiri warna hijau. Kebetulan memang model sandalnya sama, hanya ukurannya dan warnanya beda. Saya tanya, "Nyaman pakai sandal beda warna?" "Nyaman, ibuk." Oke, cuss lah kami berangkat. Di jalan ya ada yang ngeh terus bertanya sama saya. "Bu, itu anaknya pakai sandal beda sebelah, ga diperiksa dulu?" Saya jawab sambil senyum, "Saya tau, bu. Ini anak saya memang kreatif. Gpp lah asal dia nyaman." Anak saya pun semakin erat menggenggam tangan saya ❤✅

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aliran rasa BunSay

https://drive.google.com/file/d/1PlwWjp6I9VxiaJ_l_2eFW_jqZcvCEdfd/view?usp=drivesdk #aliranrasa #bunsayiip #batch1

Rahmawati Lestari#klp 4#materi 1

📒 💓 Tugas Materi 1 🔖Identifikasi 7 Bakat Dominan Diri dengan indikator 34Tema Bakat 📒 *34 Tema Bakat* dapat dilihat di bit.ly/Pandu45 1. Futuristic Saya suka membayangkan masa depan entah itu besok, sebulan kedepan, tahun depan atau tahun-tahun mendatang. 2. Input Suka mengumpulkan informasi tentang parenting, resep masakan atau file-file yang saya sukai karena berpikir suatu hari nanti pasti berguna. 3. Learner Saya suka mempelajari sesuatu senang belajar hal baru. 4. Responsibility Selalu bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu atau saat diberikan amanah. Memegang komitmen dan jika berjanji akan berusaha menepatinya. 5. Analytical Selalu suka menganalisa sesuatu, tidak mudah percaya tanpa disertai fakta pendukung. 6. Dicipline Saya suka keteraturan, mulai dari bangun tidur sampai menjelang tidur semua sudah terencana.  Jika ingin pergi semua harus direncanakan mulai dari lokasi, anak-anak, ap

Rahmawati Lestari#klp 4#TugasMateri4

#RuangBerkaryaIbu #Proyek2 #TugasMateriEmpat #KenaliPotensimuCiptakanRuangBerkaryamu